Cerita
ini menggambarkan tentang kehidupan,,dimana keluarga sangat berperan dalam
membangun karakter,kasih sayang dan perhatian menumbuhkan kecerdasan bagi
setiap insan di dunia, cerita ini menginngatkan siapa saja yang menontonnya
untuk lebih mendalami arti kehidupan, lebih memahami orang lain,,terlebih
perkembangan anak kecil,baik itu sebagai orang tua,,masyarakat umum, khususnya
guru, sebagai jembatan keberhasilan dari setiap insan di dunia ini, saya
mendapatkan banyak refleksi dari cerita tersebut, berikut saya paparkan
masing-masing tokoh dan penilaian saya terhadap mereka
seorang anak disleksia yang lahir dan tumbuh ditengah keluarga biasa yang
sederhana namun berkecukupan, kehidupan masa kecilnya normal, selayaknya anak
kecil lainnya, dia bisa tertawa, menangis, bercanda, berbicara dan selayaknya
anak seumurannya, dia tumbuh normal secara fisik, namun seiring berjalannya
waktu maka dia pun semakin berbeda dengan anak lainnya secara akademik, dia punya
cita-cita,dia punya hasrat, punya keinginan, tapi dia tidak mampu
mengungkapkannnya seperti kebanyakan anak lainya
peranan orang tua sangatlah penting dalam setiap tahap perkembangan anak,
bahkan bukan hanya pada anak-anak, peranan orang tua juga turut berpengaruh
dalam kehidupan orang dewasa, orang tua sebagai anggota lembaga keluarga
menjadi tempat anak pertama kali menimba ilmu sebelum kesekolah, Ishan memiliki
orang tua yang baik, seorang ibu yang sangat menyayanginya, siap membantunya
dalam pekerjaan rumahnya, menyiapkan semua kebutuhannya setiap hari, meskipun
terkadang ibunya terlihat emosi namun pada dasarnya hanya ibunya yang mengerti
emosinya (bukan penyakitnya), ibunya hanya mengenal pribadinya tetapi tidak
terhadap jiwanya, sebagai ibu rumah tangga, dia cukup cekatan untuk melakukan
ini itu, memberikan kasih sayang kepada setiap angota keluarga, namun dia tidak
dapat menemukan Ishan yang sebenarnya,
Ishan juga tercukupi secara financial, oleh Karena ayahnya sangat berorientasi
pada yang terlihat (materi dan prestasi), ayahnya memiliki ambisi yang baik
untuk membuat anaknya disiplin dan berprestasi,namun dia lupa untuk
memperhatikan perkembangan jiwa sang anak, mungkin karena kakak dari si Ishan
yang tumbuh normal secara fisik dan psikis,maka orang tuanya juga menerapkan hal
yang sama terhdap Ishan, sikap ayahnya membuat suatu tembok pemisah antara jiwa
si anak dengan jiwanya sehingga dia tidak dapat peka akan perasaan
anak-anaknya, dia tidak melakukan pendekatan terlebih dahulu terhadap anaknya
jika ada masalah,melainkan memerikan tuduhan dan interogasi yang membuat
karakter anaknya semakin hilang
selayaknya anak normal lainnya maka Ishan pun bersekolah
di sekolah biasa, secara fisik dia normal,sehingga sulit untuk membedakan dia
dari teman-temannya, sebenarnya dia telah memberikan tanda-tanda saat dia tidak
mampu menerima instruksi dari gurunya, namun gurunya tidak melakkukan
pendekatan yang baik terhadap dirinya, kurangnya pemahaman akan jiwanya membuat
potensi yang ada semakin terbelenggu, seharusnya sekolah mendidik dan mengajar,
selain itu sekolah juga sseharusnya mampu mengenal jika ada anak-anak yang
berbeda dalam sekolah tersebut, saya tidak melihat gurunya mengenali di dengan
baik, mereka hanya memberikan ilmu, mereka hanya melihat kognitif si anak
didik, dari sudut pandang pribadi mereka melihat affektif buruk si anak dan
menyimpulkanya sebagai suatu “kenakalan”.
sekolah yang baru, di dalam film tersebut, saya dapat
merasakan bahwa Ishan sangat tertekan dengan kehidupan barunya, dia harus
berdaptasi dengan orang- orang baru, guru-guru baru dan cara hidup yang baru,
saya dapat merasakan, bahwa meskipun fisiknya diam, namun jiwanya berteriak
minta tolong, dia butuh dipahami, butuh orang yang memahami perasaannya. Dia
cukup tangguh di sekolah barunya, meskipun masih dalam tahap adaptasi, untuk
seorang anak disleksia, dia cukup kuat untuk bertahan dari tekanan, gurunya
tidak memahami perbedaan dalam dirinya, gurunya hanya melihat dia seperti anak
normal lainnya yang butuh pengajaran lebih keras dan disiplin, sebenarnya guru
disekolah barunya baik, mereka mengajar dengan keras namun terlihat menyayangi
murid-muridnya, hanya saja, mereka tidak memahami Psikis Ishan.
Nikhumb, Dia guru yang bijaksana, dia memahami bahwa mendidik itu tidak harus kaku dan
tegang, dia mampu menciptakan suasana belajar yang santai namun tetap dalam
koridor pengajaran yang disiplin, dia memperhatikan setiap peserta didiknya,
dia memiliki kepekaan akan perbedaan pribadi ishan, dia tidak memaksakan anak
didiknya mengikuti seperti yang dia mau, dia memerikan inspirasi bagi peserta
didiknya dan memberikan waktu untuk berexplorasi sesuai kemampuannya
masing-masing, guru ini melakukan pendekatan persuasif terhadap Ishan, sehingga
dia tahu cara untuk memberikan cara pengajaran yang tepat untuk memunculkan
potensi yang ada dalam dirinya.
Di
akhir cerita, diberikan makna, bahwa cara dan peranan guru sangatlah penting
dalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik, saya dapat melihat bagaimana
Ishan penuh dengan emosi,berterimakasih kepada gurunya dalam bentuk isyarat,
memeluk dan menunjukkan expresi adalah ungkapan
dari dalam hati seorang Ishan, dia tidak mendendam kepada ayahnya, dia
ceria dan penuh sukacita saat berkumpul kembali dengan keluarganya.
//pikir dulu sebelum copy-paste//
//tulisan dan analisa sendiri// marletiginting