Minggu, Oktober 27, 2013

Resensi Buku "Seri Selamat//Andar Ismail"-Laporan Baca dan Renungan



Buku seri selamat sehati ini memberikan suatu pengertian yang gamblang bagaimana kita dapat menerapkan kehidupan yang sehati dan sepikir, sehati dengan orang-orang disekitar kita, dirumah, di kampus, ditempat kerja, orang-orang yang baru kita kenal, kita bisa sehati, kita bisa sepikir. Melalui buku ini, untuk bisa hidup sehati dan sepikir dengan orang-orang sekitar, terlebih dahulu kita harus sehati dengan Kristus, lalu bagaimana seorang Andar Ismail dapat membantu pembaca melalui tulisan untuk sehati sepikir dengan Kristus? Dikatakan bahwa tulisan adalah gambaran kepribadian, dengan membaca buku ini, pembaca dapat mengenal bagaimana seorang Andar Ismail yang telah sehati dengan Kristus dalam menjalani kehidupannya, memberikan pemahaman yang sederhana dan mudah dimengerti, dengan mengenal pribadinya melalui tulisannya pembaca pun dapat merenungkan dan membayangkan bagaimanakah kehidupan sehati dan sepikir.
Hal utama yang menjadi pegangan untuk hidup sehati diberikan melalui Filipi 2:5 ; 4:2, untuk menjadi sehati dengan  Allah memang susah, untuk itu perlu memahami Pribadi Kristus terlebih dahulu melalui Firman-Nya, sebagaimana jemaat Filipi memiliki hubunngan yang intim dengan Rasul Paulus pada masa pelayanan Rasul Paulus demikian juga kita dengan Kristus, memang dengan kasat mata kita tidak dapat melihat Pribadi Kristus, tapi kita dapat mengenal-Nya melalui hadirat-Nya, melalui 33 bab renunngan ini kita akan semakin dengan Kristus, mengenal Pribadi-Nya dan menjadi sehati dengan-Nya.
Kristus memberi kita teladan hidup melalui Firman-Nya, bagaimana menjadi Kristen yang sejati, buku ini memberikan gambaran bagaimana Kristus menjalankan aturan agama yang dulu dianut oleh orang tuanya, namun Kristus meberikan suatu pemahaman yang baru, Kristus tidak menngajak orang untuk menjadi penganut agama Kristen, Kristus mengajar dengan pemahaman yang liberal, setiap orang yang memahaminya maka mereka mengikut-Nya, berusaha mengenal pribadi-Nya dan hasilnya, banyaklah murid yang menjadi sehati dengan-Nya memiliki iman yang baru, pemikiran mereka mnejadi terbuka, dan semakin bertumbuh dalam bimbingan Roh Kudus setelah Kristus tidak lagi bersama-sama dengan mereka secara jasmani. Banyak teladan yang dapat dijadikan pegangan untuk seorang Kristen jaman sekarang supaya menjadi sehati juga dengan Kristus, kita dapat mengikuti teladan Rendah hati dan Gaya hidup (melayani) yang diberikan Kristus melalui Yohanes 13:12-15, menjadi rendah hati dan meniru gaya hidup Kristus tidak lantas kita menjadi sehati dengan Dia, harus ditilik hingga kedalaman hati masing-masing sejauh mana kita melakukan tindakan itu untuk memuliakan Kristus, jika motivasi kita hanya untuk citra diri pribadi maka kita belum sehati sepikir dengan Kristus.
Lalu seperti apalagi yang harus dilakukan? perlu direnungkan, bagaimana sikap kita selama ini sebagai orang Kristen, kita selalu menguduskan hari sabat, tidak melakukan pekerjaan, hanya ke gereja, mendengarkan Khotbah, memberi persembahan dan memberi puji-pujian lalu pulang, diam dirumah untuk menguduskan hari sabat, apakah benar demikian cara hidup yang meniru teladan Kristus? perlu kita telaah lagi bagaimana Kristus bertemu dengan Elia dan Musa, dan dalam Percakapan itu dikatakan bahwa Ia akan menderita, seorang Raja, Guru, Mesias yang menderita untuk menunjukkan teladan yang sebenarnya, Kristus turun dari tahta kemulian-Nya untuk memberikan teladan, dan hal ini sering kita lupakan, terkadang kita sama dengan petrus yang memilki pola pikir yang keliru dalam memahami Kristus, sehingga kita susah untuk menjadi sehati dan sepikir. Kita semua sama dimata Kristus, tidak ada miskin atau kaya, tidak ada minoritas atau mayoritas, yang Kristus mau adalah kita mencari kehendak-Nya untuk menjadi anak-anak yang sehati dan sepikir dengan-Nya, jika Kristus memberi kita teladan dengan menghapus garis pemisah Yahudi dan samaria, lalu mengapa kita masih bersift exclusive terhadap agama lain dalam kehidupan sekarang? (hal ini harus direnungkan secara sungguh-sungguh). Untuk menjadi sehati dengan Kristus kita tidak dapat menggunakan akal pikiran kita yang terbatas, kita harus berserah penuh kepada-Nya dan kita butuh bimbingan roh kudus untuk dapat sehati dengan-Nya. Kristus datang bukan untuk memenuhi keingina kita melainkan supaya kita memahami kehendak-Nya.
Untuk menjadi sehati dengan Kristus kita harus berpedoman pada matius 16:24 dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mampu menyangkal diri dan menderita, artinya yang kita utamakan adalah kehendak Kristus, bukan kehendak pribadi, untuk menjdai sehati dengna Kristus kita harus menghadapi penderitaan, karena seringkali di dalam penderitaanlah iman menjadi nyata, menjadi pengikut Kristus yang sehati dengan-Nya tidaklah gampang, kita dituntut untuk kritis, sigap dan gesit dalam menghadapi dunia, jika kita sehati dengan Kristus maka kita dapat berdiri teguh pada prinsip iman Kristen dan tidak mudah terpengaruh kehidupan dunia. Sehati dengnan Kristus mengajari kita untuk tidak khawatir akan hal apa pun yang berhubungan dengan dunia, Kristus tidak melihat status sosial tetapi melihat kesungguhan hati. Sehati dengan Kristus juga damai dalam menjalani kehidupan, menjalani kehidupan bersama dengan orang tua, dengan anak-anak dan dengan semua orang, sehati sepikir berarti seperasaan, sependapat  dan searah tujuan, bukan berarti tanpa perbedaan, lalu bagaimana supaya sehati dalam Tuhan? dalma buku ini diberikan contoh seperti Sintikhe dan Eoudia yang dinasihati Paulus,artinya bukan hanya akur saja, melainkan terus belajar seumur hidup dan mencari kehendak Kristus dalam dalam setiap perkara. Terkadang kita tidak sepaham, tetapi jangan hal itu menimbulkan perpecahan, tetapi jadikanlah itu pelajaran dan bersama-sama mencari kehendak Tuhan melalui perkera tersebut.
Dalam buku selamat sehati ini, banyak hal yang dipaparkan secara sederhana, seri selamat sehati ini tidak hanya melulu membahas cara-cara dan tips sehatis sepikir, tetapi  juga berkaitan dengan seri selamat berkembang dan seri selamat mengikut Dia, selamat berteman, memberikan kita satu pemikiran yang luas yang saling berkaitan sebagai orang Kristen yang pemikirannya tidak sempit pada aturan aturan tetapi lebih kepada hidup yang fungsional, pemahaman yang dituturkan melalui buku ini membuat kita seolah-olah berada pada suatu realita yang digambarkan, jika kita telah mampu hidup sehati dengan Kristus maka kita siap untuk melihat dunia lebih luas lagi dalam kacamata Kristen, dan tentu apapun kecaman yang kita lihat terhadap Kristen, kita tetap dapat menjaga iman untuk tetap sehati sepikir dengan Kristus dalam menanggapi banyak tantangan,  tentu tidak gampang, terkadang kita akan goyah, sama seperti Yohanes dan Petrus dalam hal mengikut dan memercayai Kristus, mungkin kita juga mengalami hal sama dengan orang terkasih kita, tetapi sperti disebutkan diatas, kita harus mampu mencari kehendak Kristus dalam segala perkara.
Pesan yang dapat diambil dari buku ini adalah: semoga buku selamat sehati ini besar makna dan besar guna bagi pembaca, sehingga membuat pemabaca sepikiran dan seperasaan, sejiwa dan sehati dalam pencarian dan mempertahankan iman.

(kalangan sendiri//tidak untuk diperdebatkan//" Andar Ismail-Buku Seri "Selamat Sepikir dan Sehati"//)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pikirkan terlebih dahulu sebelum berkomentar, be positif..