Minggu, Oktober 27, 2013

Sedikit Tentang Jemaat Filipi



Surat Paulus kepada jemaat Filipi disebut sebagai surat yang paling pribadi diantara surat lainnya, kota Filipi dikenal sebagai propinsi Romawi dan pangkalan militer tentu  ada kendala yang dihadapi oleh jemaat untuk  berkembang, baik dari dalam maupun dari luar persekutuan kota Filipi banyak beranggotakan jemaat wanita, diperkirakan oleh Lidia, teman seperjuangan mereka dalam pekabaran Injil.
Jemaat Filipi adalah jemaat pertama di Eropa, oleh Paulus, Timotius, Silas dan Lukas, jemaat Filipi sangat setia terhadap Paulus , Paulus sempat mengunjungi mereka untuk kedua kalinya pada perjalanan misinya yang ketiga, diperkirakan Lukas ditinggal di Filipi untuk memelihara jemaat sehingga terus berkembang dan  tidak tawar hati meskipun sempat dianiaya dan mendapat tekanan dalam perkembangannya[1].  Paulus juga menyebut jemaat Filipi dengan sebutan “orang-orang kudus”, jemaat Filipi  memiliki hubungan yang baik dengan Paulus dan Rasul yang lainnya, sehingga jemaat ini sering juga mengirim bantuan kepada Paulus(saat di Makedonia), namun bantuan agagnya berkurang karena perjalanan Paulus yang jauh, namun mendengar kabar tentang pemenjaraan Paulus membangkitkan simpati jemaat ini untuk mengumpulkan dana dan mengirimnya melalui Epafroditus, yang juga mengalami penderitaan dalam kunjungannya kepada Paulus (Filipi pasal 2). Kesemuanya kisah itu dituliskan oleh Paulus dalam suratnya  kepada jemaat Filipi,  surat ini bukan surat teguran  seperti surat lainnya,  memang memiliki kemiripan dalam hal gaya bahasa dan kosa kata dengan surat Roma, Paulus menulis surat ini sebagai ucapan syukur dan sebagai motivasi kepada jemaat Filipi untuk tetap menjaga persekutuan dan menjaga iman mereka tetap kepada Kristus, karena Paulus  mengetahui adanya ajaran palsu dan bahaya perpecahan gereja, maka Paulus mengingatkan jemaat  agar waspada, Paulus member pujian kepada jemaat Filipi karena keteguhan iman mereka, sehingga Paulus terlihat dan kasih sayang kepada jemaat ini.
Surat yang diperkirakan ditulis tahun 61 M ini dapat disimpulkan dengan dua topik yaitu Berita Injil dan Sukacita, sekalipun Paulus berada dalam penjara, dia tetap menggambarkan sukacita dalam suratnya dan  Injil tidak henti-hentinya diberitakan baik dengan tujuan tulus maupun dengan tujuan palsu, hal ini tetap disyukuri oleh Paulus hingga Injil juga menembus istana kekaisaran, dan pemenjaraan paulus berdampak baik bagi kehidupan agama Kristen karena diizinkan secara resmi oleh pemerintah sipil, mendapat keamanan hukum  dan keluar dari naungan panji Yudaisme dan berdiri sebagai suatu gerakan yang merdeka[2].
RESPON BACA
Di dalam surat Filipi dapat kita temukan contoh kehidupan Kristen yang baik, keteguhan iman jemaat Filipi membuat hati mereka tidak tawar meskipun mendapat penganiayaan, kesetiaan mereka terhadap Paulus juga bukan hal yang mudah untuk dipertahankan, banyak perselisihan diantara mereka ketika perbedaan timbul dalam persekutuan, namun mereka tetap bersatu hati untuk saling menopang, melalui penguatan yang dari Paulus juga mungkin didikan dari Lukas yang membantu jemaat untuk tetap setia. Contoh yang diberikan jemaat Filipi dapat dijadikan pedoman untuk kehidupan sebagai jemaat sekarang ini.
Kehidupan Paulus sebagai Rasul tidaklah mudah, mendapat tekanan bukan hanya dari luar, tetapi juga dari jemaat yang dilayaninya, namun hal ini dirasakan berbeda dari jemaat Filipi, Paulus dengan penuh syukur dan sukacita melihat perkembangan kehidupan jemaat Filipi, dengan penuh kasih sayang memberikan satu pedoman untuk menjadi berbeda sebagai anak-anak Allah (Flp 2:14-15).Rasul Paulus memberikan kesaksian tentang dirinya, kehidupan rohaninya yang tidak mudah, namun dengan percaya diri dia memotivasi jemaat Filipi “untuk bertambah berani berkata-kata tentang Firman Allah dengan tidak takut, (Flp 1:14)
Paulus tidak mengatakan bagaimana kondisinya di dalam penjara, dia tidak terlalu mengutamakan kehebatan dirinya dalam surat-suratnya, tetapi lebih kepada karya Kristus(makna Kristologi) dalam hidupnya, Paulus berkata bahwa “… Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp 1:21). Pribadi Paulus yang telah mengenal Kristus dan ambisinya akan keselamatan jemaat dalam Kristus membuat tidak takut lagi akan kematian, Paulus bersyukur dan bersukacita atas kepedulian jemaat Filipi terhadap dirinya, dan dia sekali lagi berterimakasih atas kepedulian itu, memberikan pujian kepada mereka sebagai jemaat yang berbeda diantara jemaat yang pernah dilayaninya. Dan juga memberikan nasihat kepada jemaat Filipi untuk tidak kwatir akan hal kekurangan dan kelimpahan karena “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Flp 4:13)[3]

"pikir dulu sblm di copy-paste"
//sumber pembelajaran dibawah ini//tugas kuliah//tidak untuk diperdebatkan//kalangan sendiri

[1]  Diktat Matakuliah Pembimbing & Pengetahuan Perjanjian Baru II, Dosen  Pengampu Jeheskiel Saudale, S.Th, M.PAK
[2]  Buku Survei Perjanjian Baru oleh Merrill C. Tenney, Gandum Mas revisi tahun 1961
[3] Teks Alkitab Terjemahan Baru(TB), LAI 1974, Cetakan ke-36 tahun 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pikirkan terlebih dahulu sebelum berkomentar, be positif..