Surat
Paulus kepada jemaat Filipi disebut sebagai surat yang paling pribadi diantara
surat lainnya, kota Filipi dikenal sebagai propinsi Romawi dan pangkalan militer
tentu ada kendala yang dihadapi oleh
jemaat untuk berkembang, baik dari dalam
maupun dari luar persekutuan kota Filipi banyak beranggotakan jemaat wanita,
diperkirakan oleh Lidia, teman seperjuangan mereka dalam pekabaran Injil.
Jemaat
Filipi adalah jemaat pertama di Eropa, oleh Paulus, Timotius, Silas dan Lukas,
jemaat Filipi sangat setia terhadap Paulus , Paulus sempat mengunjungi mereka
untuk kedua kalinya pada perjalanan misinya yang ketiga, diperkirakan Lukas
ditinggal di Filipi untuk memelihara jemaat sehingga terus berkembang dan tidak tawar hati meskipun sempat dianiaya dan
mendapat tekanan dalam perkembangannya[1]. Paulus juga menyebut jemaat Filipi dengan
sebutan “orang-orang kudus”, jemaat Filipi
memiliki hubungan yang baik dengan Paulus dan Rasul yang lainnya,
sehingga jemaat ini sering juga mengirim bantuan kepada Paulus(saat di
Makedonia), namun bantuan agagnya berkurang karena perjalanan Paulus yang jauh,
namun mendengar kabar tentang pemenjaraan Paulus membangkitkan simpati jemaat
ini untuk mengumpulkan dana dan mengirimnya melalui Epafroditus, yang juga
mengalami penderitaan dalam kunjungannya kepada Paulus (Filipi pasal 2).
Kesemuanya kisah itu dituliskan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi, surat ini bukan surat teguran seperti surat lainnya, memang memiliki kemiripan dalam hal gaya
bahasa dan kosa kata dengan surat Roma, Paulus menulis surat ini sebagai ucapan
syukur dan sebagai motivasi kepada jemaat Filipi untuk tetap menjaga
persekutuan dan menjaga iman mereka tetap kepada Kristus, karena Paulus mengetahui adanya ajaran palsu dan bahaya perpecahan
gereja, maka Paulus mengingatkan jemaat
agar waspada, Paulus member pujian kepada jemaat Filipi karena keteguhan
iman mereka, sehingga Paulus terlihat dan kasih sayang kepada jemaat ini.
Surat
yang diperkirakan ditulis tahun 61 M ini dapat disimpulkan dengan dua topik
yaitu Berita Injil dan Sukacita, sekalipun Paulus berada dalam penjara, dia
tetap menggambarkan sukacita dalam suratnya dan Injil tidak henti-hentinya diberitakan baik
dengan tujuan tulus maupun dengan tujuan palsu, hal ini tetap disyukuri oleh
Paulus hingga Injil juga menembus istana kekaisaran, dan pemenjaraan paulus
berdampak baik bagi kehidupan agama Kristen karena diizinkan secara resmi oleh
pemerintah sipil, mendapat keamanan hukum
dan keluar dari naungan panji Yudaisme dan berdiri sebagai suatu gerakan
yang merdeka[2].
RESPON
BACA
Di
dalam surat Filipi dapat kita temukan contoh kehidupan Kristen yang baik,
keteguhan iman jemaat Filipi membuat hati mereka tidak tawar meskipun mendapat
penganiayaan, kesetiaan mereka terhadap Paulus juga bukan hal yang mudah untuk
dipertahankan, banyak perselisihan diantara mereka ketika perbedaan timbul
dalam persekutuan, namun mereka tetap bersatu hati untuk saling menopang,
melalui penguatan yang dari Paulus juga mungkin didikan dari Lukas yang
membantu jemaat untuk tetap setia. Contoh yang diberikan jemaat Filipi dapat
dijadikan pedoman untuk kehidupan sebagai jemaat sekarang ini.
Kehidupan
Paulus sebagai Rasul tidaklah mudah, mendapat tekanan bukan hanya dari luar,
tetapi juga dari jemaat yang dilayaninya, namun hal ini dirasakan berbeda dari
jemaat Filipi, Paulus dengan penuh syukur dan sukacita melihat perkembangan
kehidupan jemaat Filipi, dengan penuh kasih sayang memberikan satu pedoman
untuk menjadi berbeda sebagai anak-anak Allah (Flp 2:14-15).Rasul Paulus
memberikan kesaksian tentang dirinya, kehidupan rohaninya yang tidak mudah,
namun dengan percaya diri dia memotivasi jemaat Filipi “untuk bertambah berani
berkata-kata tentang Firman Allah dengan tidak takut, (Flp 1:14)
Paulus
tidak mengatakan bagaimana kondisinya di dalam penjara, dia tidak terlalu
mengutamakan kehebatan dirinya dalam surat-suratnya, tetapi lebih kepada karya
Kristus(makna Kristologi) dalam hidupnya, Paulus berkata bahwa “… Hidup adalah
Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp 1:21). Pribadi Paulus yang telah
mengenal Kristus dan ambisinya akan keselamatan jemaat dalam Kristus membuat
tidak takut lagi akan kematian, Paulus bersyukur dan bersukacita atas
kepedulian jemaat Filipi terhadap dirinya, dan dia sekali lagi berterimakasih
atas kepedulian itu, memberikan pujian kepada mereka sebagai jemaat yang
berbeda diantara jemaat yang pernah dilayaninya. Dan juga memberikan nasihat
kepada jemaat Filipi untuk tidak kwatir akan hal kekurangan dan kelimpahan karena
“segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku
(Flp 4:13)[3]
"pikir dulu sblm di copy-paste"
//sumber pembelajaran dibawah ini//tugas kuliah//tidak untuk diperdebatkan//kalangan sendiri
[1] Diktat Matakuliah Pembimbing &
Pengetahuan Perjanjian Baru II, Dosen Pengampu Jeheskiel
Saudale, S.Th, M.PAK
[2] Buku Survei Perjanjian Baru oleh Merrill C.
Tenney, Gandum Mas revisi tahun 1961
[3]
Teks Alkitab Terjemahan Baru(TB), LAI 1974, Cetakan ke-36 tahun 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pikirkan terlebih dahulu sebelum berkomentar, be positif..