Politik dan hati nurani
1. Politik dan hati nurani
2. Politik bukan rebutan kuasa antar elit,
melainkan medan di mana kesejahteraan, keselamatan, keamanan, harkat dan
martabat bangsa diusahakan.
3. Karena itu perpolitikan terada di bawah
imperatif etis: Harus dilakukan berdasarkan hati nurani.
4. Hati nurani menuntut: kita tanpa kecuali
memilih yang baik dan bukan yang jahat, yang adil dan bukan yang tidak adil,
yang jujur dan bukan yang bohong, yang bertanggungjawab dan bukan yang
seenaknya, yang memajukan semua dan bukan hanya saya dan keluarga saya.
Tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang
5. Mengatasi kemiskinan
6. Konflik-konflik sosial (daerah, etnis,
agama, tawuran)
7. Membela pluralisme agama-agama
8. Korupsi
Tantangan bagi kita
9. Kita tidak menarik diri dari tanggungjawab bangsa
10. Melainkan kita meneruskan yang telah menjadi sikap kaum Kristiani Indonesia sejak
semula: kita melibatkan diri dalam perjuangan nasional.
11. Golput dalam demokrasi bukan pilihan
bertanggungjawab.
Yang perlu kita perjuangkan adalah kehidupan bernegara berdasarkan Pancasila
12. Pancasila: Cita-cita, nilai-nilai dan
norma etis dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
13. Makna Pancasila: Indonesia milik seluruh
bangsa, tanpa diskriminasi
14. Lima nilai Pancasila tidak boleh dikebiri
sebagai nilai-nilai tradisional mengharukan saja, melainkan membawa tuntutan
yaitu agar negara kita diselenggarakan atas dasar-dasar etika politik yang tak
ditawar-tawarkan, yaitu
·
Kebebasan beragama
·
Jaminan hak-hak asasi manusia
·
Kita satu bangsa, agama dan
etnik tak boleh memecah-belahkan kita
·
Demokrasi
·
Keadilan sosial
Kesimpulan
15. Seruan di kalangan yang sakit hati karena kehilangan privilese
terhadap bangsa agar kita "kembali (lagi) ke UUD 1945 secara murni dan
konsekuen" harus dibuka kedoknya dan ditolak.
16. Kita harus menentang segala usaha pembongkaran
kembali amendemen-amendemen yang telah menanamkan demokrasi dan hak-hak asasi
manusia ke dalam undang-undang dasar kita.
17. Demokrasi dan hak-hak asasi manusia tidak
boleh ditawar-tawar lagi
Materi ini disampaikan oleh Prof. Franz Magnis-Suseno SJ pada seminar sehari @UKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pikirkan terlebih dahulu sebelum berkomentar, be positif..